Sumber foto |
Televisi merupakan salah satu media massa yang paling
berperan dalam mengontrol mind set
masyarakat, terutama anak-anak. Sebab, anak-anak sangat mudah terkena pengaruh
televisi karena mereka belum memiliki fondasi yang kuat dan masih menyerap
segala sesuatu, termasuk hal-hal yang baik maupun yang buruk, yang ditampilkan
di layar kaca. Penyerapan tingkah laku, gaya berbahasa, respons, dan sebagainya
lebih dominan didapatkan anak-anak dari televisi, media elektronik yang
notabenenya memiliki audio sekaligus visualisasi menarik.
Lalu apa hubungan antara televisi dengan realita musik anak
Indonesia saat ini? Musik anak Indonesia saat ini sudah jatuh ke jurang
gara-gara televisi—selalu, selalu, dan selalu saja—menyiarkan lagu yang
mendayu-dayu dan bertemakan cinta anak remaja, yang menurut saya sangat
berhasil membuat anak-anak terkontaminasi. Alhasil, tak ada lagi anak-anak yang
menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan umur mereka.
Televisi memang benar-benar alat propaganda yang telah
membuat lagu anak-anak di Indonesia jatuh bangun. Sebelum tahun 2000-an, banyak
stasiun televisi yang menyiarkan acara-acara yang memperdengarkan lagu
anak-anak. Hal ini memang kurang mendatangkan benefit untuk stasiun televisi
tersebut. Namun, melalui acara-acara ber-genre musik anak tersebut, televisi sudah membantu
orangtua dan guru dalam memberikan pendidikan karakter kepada anak-anak.
Sekarang, keadaan telah berubah. Tak ada lagi acara televisi yang
memperdengarkan lagu anak-anak di layar kaca. Banyaknya anak-anak balita yang
dengan mudahnya menyerap lirik-lirik “nakal” dari lagu-lagu yang disiarkan
televisi menjadi bukti bahwa lagu anak-anak mengalami kemerosotan tingkat
tinggi. Mereka benar-benar tidak sungkan untuk menyanyikan lirik “nakal”
tersebut di depan orang-orang dewasa. Meskipun tak tahu artinya, para balita
itu tetap mendendangkannya dengan fasih dan tentunya disertai dengan senyum
gembira. Tak seperti ketika saya masih kanak-kanak, saat ini, lagu-lagu yang
diperdengarkan di layar kaca sungguh jauh dari unsur mendidik.
Fenomena ini seharusnya membuat kita merasa prihatin. Saya
berani menjamin, jika tidak ada penanggulangan atas masalah ini, keterpurukan
akan senantiasa melanda generasi muda Indonesia di masa depan. Sungguh miris
jika kita mengetahui kalau acara-acara yang disiarkan televisi, sejak pagi
hingga petang, selalu saja berkaitan dengan musik-musik berbau percintaan. Jika
anak-anak mulai memahami maksud dari lagu tersebut, mereka akan terbawa dan
menjadi dewasa sebelum waktunya—maksud saya, menjadi insan yang hanya
memikirkan percintaan dalam hidupnya.
Saya sangat merindukan lagu-lagu pada zaman ketika saya masih kanak-kanak. Dulu, lagu-lagu dari Trio Kwek-Kwek, Sherina cilik, dan Joshua sering kali diperdengarkan oleh orangtua saya yang dengan sengaja menyetelnya di sebuah video CD. Jika televisi tidak juga mengangkat lagu untuk anak-anak di dalam siarannya, orangtua bisa mengambil solusi dengan cara memperbanyak CD ataupun DVD lagu anak-anak dan disuguhkan kepada anak mereka pada saat acara-acara televisi menayangkan acara musik yang tidak edukatif untuk anak.
Akan tetapi, solusi di atas akan bermanfaat apabila seluruh
orang tua menyadari akan pentingnya memiliki sebuah kepingan CD yang berisi
lagu anak-anak. Lalu, jika orangtuanya lebih menggemari lagu-lagu percintaan
seperti yang selalu diperdengarkan oleh stasiun televisi bagaimana? Tentunya
cara ini tidak akan efektif. Satu-satunya solusi paling efektif yang dapat
dilakukan, yaitu televisi menyiarkan acara musik yang khusus memperdengarkan
lagu anak-anak. Dengan begitu, televisi telah menunjukkan kontribusinya untuk
generasi penerus bangsa.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa televisi memiliki
peranan yang penting dalam perkembangan segala hal, termasuk perkembangan karakter
anak dan kita semua harus menyadari kalau anak-anak merupakan esensi yang tak
kalah penting dalam memajukan bangsa Indonesia di masa depan. Maka dari itu,
sebuah saran kecil dari saya untuk stasiun televisi di Indonesia: siarkan acara
yang menampilkan lagu khusus anak-anak. Jangan hanya mementingkan keuntungan
semata dengan selalu menyuguhkan acara musik yang berbau percintaan, tetapi
juga mulai memikirkan nasib anak-anak yang membutuhkan pengembangan karakter mereka
melalui lagu anak-anak yang kaya akan pesan moral dan unsur edukatif di
dalamnya. Mari bangkitkan kembali lagu anak Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar