Bung Karno pernah berkata, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Kata-kata indah tersebut tentu tidak asing lagi bagi telinga kita. Melalui kata-kata yang diungkapkan oleh presiden pertama Republik Indonesia ini, tampaknya pemuda memiliki peran yang sangat signifikan bagi perkembangan suatu bangsa. Dalam kalimat di atas, mengapa Bung Karno lebih terkesan menggantungkan harapan kepada para pemuda dibandingkan kepada orang tua? Saya rasa alasannya karena pemuda merupakan orang-orang yang selalu dipenuhi dengan semangat dan gairah akan kemajuan bangsanya. Setelah kemerdekaan Indonesia diraih, untuk saat ini dan seterusnya, apa yang seharusnya dilakukan oleh para pemuda demi kemajuan bangsa Indonesia?
Kita semua tahu kalau para pemuda Indonesia harus selalu berperan aktif untuk mengharumkan nama bangsa kita. Para pemuda dapat menunjukkan rasa terima kasih mereka atas perjuangan generasi sebelumnya melalui kegiatan-kegiatan yang dapat membangun citra Indonesia di mata dunia. Lantas, langkah nyata apa yang dapat mereka lakukan untuk mengharumkan nama bangsanya?
Di zaman yang sudah tidak lagi mengharuskan kita mengangkat senjata dan bergerilya dengan bangsa penjajah, apa yang bisa kita lakukan untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia di mata dunia? Sebenarnya, ada banyak hal yang dapat pemuda-pemuda Indonesia lakukan. Akan tetapi, cukup satu hal saja yang kita bahas pada kesempatan kali ini. Salah satu caranya, mereka dapat mengharumkan nama Indonesia melalui prestasi yang berhasil mereka raih di bidang olahraga di kancah persaingan antarnegara.
Melalui olahraga, meskipun kegiatan yang satu ini sering dianggap sebagai kegiatan yang sepele, kita juga dapat mengharumkan nama Indonesia. Jika kita melihat prestasi dari bidang olahraga yang pernah diraih pemuda Indonesia di masa lalu, tentu kita akan terkagum-kagum. Sebagai contoh, pemuda Indonesia telah berkali-kali berhasil mengangkat derajat bangsa kita melalui bidang olahraga bulu tangkis. Pada 1958, ketika ajang Thomas Cup yang pertama kali digelar, tim bulu tangkis Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa kita. Ketika itu, tim bulu tangkis Indonesia, yang tidak diperhitungkan sama sekali, berhasil membuat beberapa kejutan dengan mengalahkan negara-negara yang diunggulkan hingga akhirnya meraih gelar juara dunia. Prestasi anak muda Indonesia tak berhenti pada ajang Thomas Cup saja, di kejuaraan-kejuaraan bulu tangkis dunia lainnya pun para pemuda Indonesia juga sempat meraih gelar juara tingkat dunia. Sambil berharap semua prestasi ini terulang kembali, bagaimana kalau kita semua mulai membangkitkan kesadaran para pemuda Indonesia agar mau berjuang untuk mengharumkan nama bangsanya lewat prestasi di bidang olahraga?
Kisah kejayaan masa lalu memang tidak patut dibanggakan terlalu lama. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika kita tetap mengenang kejayaan tersebut agar dapat memotivasi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Yang harus kita lakukan untuk saat ini ialah mulai menanamkan betapa besar keuntungan yang bisa kita dan bangsa kita dapatkan melalui olahraga. Selain mendapatkan kesehatan jasmani, jika kita serius menggeluti salah satu bidang olahraga yang kita gemari, kita juga dapat mengharumkan bangsa Indonesia. Maka dari itu, ada baiknya jika para kaum muda mulai bersungguh-sungguh untuk menggali kemampuannya di bidang olahraga. Segala prestasi dan kejayaan masa lalu seharusnya tetap bisa dipertahankan oleh generasi berikutnya. Agar prestasi tersebut dapat terus dipertahankan, para pemuda haruslah membudayakan olahraga di dalam kehidupannya.
Tim bulu tangkis Indonesia pada ajang Thomas Cup pertama pada 1958. (sumber foto) |
Hal pertama yang harus dilakukan pemuda untuk membudayakan olahraga ialah membiasakan diri untuk berolahraga sejak usia dini. Sebelum menjadikan olahraga sebagai budaya, seseorang harus dipaksa terlebih dahulu. Setelah dipaksa, mereka akan melakukannya dengan terpaksa hingga menjadi terbiasa. Setelah olahraga menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh para pemuda, maka barulah olahraga tersebut bisa dikatakan hampir membudaya di dalam darah daging para pemuda.
Realita yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa setiap pemuda, ketika mereka berada di jenjang sekolah dasar, telah dipaksa untuk berolahraga setiap minggunya melalui mata pelajaran pendidikan jasmani dan olahraga yang sudah ada sejak kelas 1 SD. Pada kurun waktu tersebut, para pemuda, yang pada saat itu masih sangat belia, telah berada pada fase terpaksa berolahraga. Fase ini terus berlangsung hingga mereka usai menamatkan bangku sekolahnya di tingkat SMA. Seharusnya, setelah mengalami fase paksaan selama bertahun-tahun sejak SD hingga SMA, para pemuda sudah memasuki fase terbiasa. Mereka yang telah terbiasa seharusnya akan lebih mudah membudayakan olahraga di dalam kehidupannya. Sekarang, kita hanya perlu menyadarkan diri kita sendiri kalau kita semua telah melewati masa-masa pembiasaan dan harus mulai membudayakan berolahraga.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah merampungkan penyusunan buku yang berjudul Prestasi Olahraga Indonesia. Daftar atlet muda berikut prestasinya di bidang olahraga sejak 1951 hingga 2011 tercatat dengan apik di dalamnya. Menurut saya, selain sebagai pengingat betapa berjayanya Indonesia di bidang olahraga, tujuan penyusunan buku itu ialah agar seluruh warga negara Indonesia dan para pemuda Indonesia bisa termotivasi untuk mulai mengikuti jejak para pengharum nama bangsa yang tertulis di dalam buku itu. Kemenpora telah menunjukkan apresiasinya kepada para pemuda yang berprestasi di bidang olahraga melalui penerbitan buku tersebut. Buku tersebut menjadi bukti betapa dihargainya perjuangan anak muda Indonesia yang berhasil meraih prestasi di bidang olahraga.
Wahai pemuda, di dalam benak kalian saat ini, adakah keinginan kalian untuk meneruskan perjuangan para atlet yang telah berhasil mengharumkan nama bangsa kita? Adakah keinginan kalian untuk dihargai oleh bangsa dan negara kita? Jika kalian masih memiliki keinginan seperti itu, mulailah untuk membudayakan olahraga dalam diri kalian. Tidak ada sedikit pun kerugian yang kalian dapatkan jika berolahraga. Bahkan, kalian akan mendapatkan penghargaan yang luar biasa dari segenap bangsa Indonesia. Jika kalian bersungguh-sungguh dan terus berupaya untuk meraih prestasi di bidang olahraga, tak sedikit penghargaan yang bisa kalian dapatkan.
Sekali lagi, saya ingin mengutarakan kepada para pemuda Indonesia, bahwa di zaman kita, penjajahan sudah berakhir. Namun, bukan berarti perjuangan kita sebagai bangsa Indonesia juga turut berakhir. Kita harus tetap menjunjung tinggi tanah air dan berupaya keras untuk mengharumkan namanya lewat prestasi dan olahraga.
Buktikan kalau kata-kata Bung Karno tentang pemuda bukanlah sekadar isapan jempol. Mari kita buktikan “taring” pemuda Indonesia. Saya yakin pemuda Indonesia mampu membudayakan olahraga di dalam kesehariannya. Seorang pemuda tidak boleh hanya berdiam diri di dalam rumah, tidak boleh hanya mengunjungi game center, dan tidak boleh hanya berkongko-kongko di kafe, mall, atau pun di pusat perbelanjaan. Seorang pemuda bisa melakukan hal yang lebih besar. Seorang pemuda bisa mengharumkan nama bangsanya dengan mulai membudayakan olahraga dalam kehidupannya. Mari kita budayakan olahraga, mari kita buktikan kalau pemuda Indonesia dapat mengguncangkan dunia.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, kita budayakan berolahraga dan jadilah pahlawan bangsa di bidang olahraga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar